
Rabu, 06 Mei 2025
Red: Rezi Novita Putri
sman2sumaterabarat.sch.id. Kab. Solok. — SMA N 2 Sumatera Barat (Smandasum) kembali mengadakan Gebyar Budaya/Hari Bakarilaan melepas secara adat 150 siswa-siswi kelas 12 generasi sembilan. Event tahunan Smandasum ini berlangsung meriah namun terasa sakral dan kental dengan kebudayaan minang dengan mengusung tajuk “Marilakan Anak ka Sambilan, Rantau nan Jauah Ditapa Jalan, Samo Samo Kito Iriangan, Doa Jo Restu Kami Tambahkan” di Aula Smandasum, Rabu (06/05).
Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Solok Raya, Dinas Pariwisata Kabupaten Solok, Bundo Kandung dan Ninik Mamak beserta seluruh warga sekolah.
Rangkaian acara pada gebyar budaya ini khas akan adat, budaya, dan tradisi minang. Di awali dengan prosesi Arak Tamu, penyambutan dengan tari gelombang, dilanjutkan dengan Sambah Manyambah, Pasambahan Siriah Carano, dan Malegaan Alek oleh Tim Pidato Pasambahan Ayam Kinantan Smandasum. Kemudian diikuti dengan Pangambang Lapiak dari Sipangka, Sekapur Sirih dari Mande Smandasum dan Penyerahan Anak Secara Adat kepada perwakilan orang tua siswa.
Pada kesempatan ini turut hadir mantan Wali Kota Solok, H. Zul Elfian Umar, SH.M.Si. Dt. Tianso. Beliau menyampaikan Pituah Mamak Malapeh Anak Pai Marantau: Dima Bumi Dipijak di Sinan Langik Dijunjuang. Pada penyampaiannya beliau sangat terkesan dengan Acara Bakarilaan dari Smandasum ini.
“Dari sekian banyak sekolah yang saya kunjungi, hanya di SMA N 2 Sumatera Barat yang saya temui acara seperti ini, melepas anak secara adat. Tadi saya mengira kalau ini adalah datuk yang sesungguhnya yang didatangkan dari nagari, ternyata ini adalah siswa SMA N 2 Sumatera Barat, sangat lincah bersahut-sahutan pidato adat. Luar biasa,” ungkapnya.
Mantan Wali Kota Solok dua periode ini juga menyampaikan pituah kepada Generasi Sembilan yang mengikuti Gebyar Budaya.
“Orang minang harus kritis, harus cadiak. Sebab kalau kita bodoh, cenderung dikicuah urang, tapi kalau awak pintar tapi tidak beragamo, cenderung mangicuah urang. Tidak boleh seperti itu, dua-duanya tidak baik. Selanjutnya, yang harus saya sampaikan adalah kerja sama, tolong menolong. Orang yang terbaik itu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Tolong menolong dalam kebaikan. Head, cerdas secara intelektual. Heart, cerdas secara emosional dan spiritual. Kemudian, Hand, terampil, dan Health, sehat. Jaga kesehatan,” jelasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan Pasambahan Nasi, Janang Manantiang, Makan Bajamba, Bongka Sauah, Pasambahan Mintak Ulak, Maulak Selo, dan di akhiri dengan Acara Bakarilaan: Putiah Kapeh Dapek Dicaliak Putiah Hati Ba Kaadaan.
89dt4k