Minggu, 20 Oktober 2024
Red : Rajwa Hayya Zhaafirah
Sman2sumbar.sch.id. Kab. Solok — Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) divisi Bahasa dan Sastra adakan ESHOFIC (English Short Film Contest) 3.0 yang pertama kali disosialisasikan pada Kamis (8/8). Sasaran dari perlombaan ini ialah seluruh generasi 9, 10, dan 11 SMA N 2 Sumatera Barat (Smandasum) dan pemenang dari kontes ini diumumkan pada Rabu (16/10).
ESHOFIC ialah program tahunan dari OSIS divisi Bahasa dan Sastra yang bertujuan untuk mengasah bakat dan kreativitas siswa dalam penggunaan teknologi dan editing. Tidak hanya itu, program ini juga melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris dan public speaking. Tahun menjadi tahun ketiga ESHOFIC dilaksanakan semenjak 2022 lampau. ESHOFIC dinobatkan sebagai program penutup divisi Bahasa dan Sastra karena mulai dijalankan menjelang akhir periode.
Tema film yang diangkat setiap tahunnya berbeda-beda, dan pada tahun ini “Perjuangan Setelah Kemerdekaan” menjadi tema yang dipilih. Durasi film-nya sendiri minimal delapan menit dan maksimal lima belas menit. Selain itu, setiap generasi diwajibkan untuk membuat karya sastra yang mengimplementasikan isi dari film yang dibuat, misalnya puisi, cerpen, pantun, dan lain sebagainya. Batas waktu pembuatan film dimulai selama kurang lebih satu bulan, yakni sejak pertama kali disosialisasikan hingga 15 September.

Bagi panitia penyelenggara sendiri, setiap tahunnya pasti ada kendala masing-masing. Seperti penuturan Rafastien Ahmad—akrab disapa Rafa, selaku anggota Bahasa dan Sastra, tahun ini menjadi tahun terberat dalam kontes ini dikarenakan hanya satu generasi yang mengirimkan film pendeknya. “Perbedaannya dengan tahun kemaren kayaknya ini penurunan karena cuma satu generasi yang ngirim film-nya. Itu karena faktor padatnya kegiatan waktu itu sih,” tulisnya dalam pesan Telegram.
Rafa juga menambahkan mengenai apa saja yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki untuk pelaksanaan ESHOFIC kedepannya, seperti penempatan jadwal pembuatan yang tidak bertabrakan dengan aktivitas padat siswa/i dan bagaimana sikap tegas dari panitia pelaksana dalam pengumpulan karya. “Mungkin yang harus ditingkatkan bagaimana kami menempatkan jadwal agar siswa/i gak keberatan karna waktu yang padat di Smandasum, terus gimana kami menegaskan kepada siswa/i untuk mengirimkan karyanya. Kira-kira itu evaluasinya tahun ini,” tambah Rafa.
Terdapat dua kategori pemenang dalam kontes kali, yakni Generasi dengan Film Terbaik dan Generasi dengan Karya Sastra Terbaik. Kedua kategori dimenangkan oleh Generasi 11 yang baru menginjakkan kaki di kampus Smandasum. Selamat kepada pemenang!
89dt4k